Bagi anda yang mempunyai dana lebih tetapi tidak mempunyai waktu ataupun kesempatan untuk membangun bisnis anda sendiri, ada baiknya anda mengalokasikan dana anda pada instrumen investasi. Namun sebagaimana hukum ekonomi yang berlaku pada bisnis, investasi juga mempunyai faktor resiko yang harus dipertimbangkan. Berikut adalah tips megalokasikan dana anda pada instrumen investasi yang dilansir dari www.bisnis.com
1. Melampaui inflasi.
Untuk investasi jangka
panjang, jika Anda tidak mengikutkan faktor inflasi dalam memilih sarana
investasi, bisa jadi uang yang Anda tanam malah mengecil daya belinya.
Menurut laporan dari Bank Indonesia, untuk Agustus 2013 Indonesia
mengalami inflasi sebesar 8.79% dan pada bulan Juli 2013 8.61%. Berarti,
jika Anda menanamkan uang di Bank BUMN Deposito yang memberikan bunga
5.46% untuk 1 tahun, atau bahkan di Bank Swasta non-devisa (yang
terkenal dengan reputasi suku bunga yang tinggi) 7.21% untuk 1 tahun,
sebenarnya Anda sedang kehilangan uang. Bagi mayoritas orang,
berinvestasi pada saham atau reksadana saham adalah salah satu cara
untuk bersaing dengan inflasi. Perlu diperhatikan bahwa nilai saham bisa
naik/turun kapan saja, mereka adalah investasi yang paling beresiko,
namun mereka juga menawarkan potensi keuntungan terbesar dan telah
secara konsisten melampaui inflasi sejak tahun 1940an.
2. Diversifikasi.
Diversifikasi
investasi intinya kita meletakkan dana kita ke beberapa jenis asset,
misal kita berinvestasi di logam emas, saham, properti dan surat utang
(Sumber: Finansialku). Lagi-lagi, istilah diversifikasi ini dielu-elukan
saat membahas investasi. Intinya, diversifikasi dilakukan agar Anda
bisa mengatur resiko dan memastikan saat ada salah satu aset Anda yang
mengalami kerugian, ada aset-aset lain yang mengalami keuntungan
sehingga beban yang dirasakan berkurang dan Anda mampu melanjutkan
investasi ke waktu dimana aset tersebut bisa memberikan hasil lebih
baik.
3. Memilih investasi yang tepat.
Ada
berbagai jenis investasi yang tersedia di pasar saham, pilihlah
investasi dengan resiko yang sesuai dengan selera dan kesanggupan Anda.
Di antara saham, obligasi, dan deposito tersedia pilihan dengan kisaran
resiko yang berbeda. Secara garis besar, menurut tingkat resiko dan
imbalannya: deposito, obligasi, reksadana, dan saham, dengan saham
memiliki tingkat resiko dan imbalan tertinggi.
4. Mulai investasi dengan modal yang kecil dahulu.
Untuk
menumbuhkan rasa kepercayaan diri Anda dalam berinvestasi, mulailah
dari sesuatu yang kecil dan jangan gegabah. Mulai dari memilih investasi
yang sudah terjamin dan memiliki performa yang baik selama lima hingga
sepuluh tahun terakhir, dan beli dalam jumlah sedikit namun secara
konsisten. Jika Anda perlu bantuan dalam memilih investasi yang baik,
Anda bisa konsultasi lebih lanjut kepada broker Anda, atau baca-baca
artikel mengenai keuangan untuk mengenali
tipe-tipe investasi yang ada.
5. Jangan monitor investasi Anda dengan terlalu ketat.
Jika
Anda terus menerus memantau perkembangan investasi Anda, mudah rasanya
untuk merasa takut dan cepat-cepat meragukan keputusan Anda
berinvestasi. Perlu diingat bahwa tujuan utama Anda adalah untuk
membangun kekayaan dalam jangka waktu yang panjang. Apa yang terjadi
dengan performa investasi Anda sehari-harinya adalah hal yang kurang
relevan, Anda peduli dengan the big picture. Pantaulah laporan
perkembangan investasi Anda setiap bulan/ kuartal, tapi jangan lupa
bahwa goal Anda adalah nilai investasi itu dalam 10, 20, atau 30 tahun
dari sekarang, saat Anda perlu menggunakan uang hasil investasi tersebut