Prinsip untuk selalu menjadi yang terbaik menjadi modal Kasan meraih
impiannya. Sejak duduk di bangku sekolah, Kasan rajin menorehkan
prestasinya. Begitu dalam dunia kerja, dia tetap memegang teguh prinsip
tersebut sehingga mengantarnya menjadi salah satu pengusaha sukses.
Karena suka berhitung, Kasan sudah memancangkan cita-cita menjadi
insinyur sejak kecil. Impian itulah yang terus mendorong semangat
belajarnya. “Saya selalu mendapat ranking sejak SMP,” kenang pria asal
Kisaran, Sumatra Utara, ini.
Dengan penuh perjuangan Kasan menggapai cita-citanya untuk menjadi
seorang insinyur sipil. Sejak Sekolah Menengah Atas, dia rela tinggal di
Ibukota seorang diri karena keluarga memutuskan kembali ke Kisaran
akibat usaha sang ayah bangkrut.
Begitu pula, saat orangtua tak lagi mengirim uang untuk kuliah, Kasan
membiayai sendiri studinya dengan memberi les privat dan mengajukan
program beasiswa. “Padahal, saat itu, saya sudah memutuskan berhenti
kuliah dan pindah ke Surabaya, tapi ada orangtua teman yang memberi uang
untuk biaya satu semester,” tutur Kasan.
Lulus dari Universitas Parahyangan Jurusan Teknik Sipil pada 1995,
tawaran pekerjaan berdatangan. Maklum, Kasan berhasil menggondol
predikat sebagai lulusan terbaik. Dia pun mengambil salah satu tawaran
bekerja pada perusahaan kontraktor umum di Jakarta.
Lima tahun berkarier hingga menduduki posisi sebagai manager proyek,
Kasan direkrut oleh anak usaha Grup Djarum, Adiwisesa Mandiri, yang
bergerak sebagai penjual keramik. Di sini, Kasan ternyata harus
membenahi salah satu divisi usaha perusahaan yang menggarap pemasangan
keramik. “Karena banyak manipulasi dan ketidakberesan dalam tubuh
perusahaan,” kata Kasan.
Butuh waktu satu bulan bagi Kasan mempelajari persoalan yang terjadi
dan mencari solusinya. Dia pun terjun ke lapangan setiap hari. Saat
melihat proyek pertamanya, Kasan mendapati hasil kerja pemasangan tidak
memuaskan. “Hasilnya berantakan, tidak terlihat rapi hingga pemilik
proyek complain,” ujar ayah dua anak ini.
Dari situ, dia menyadari, sebagai aplikator, perusahaannya tak lebih
baik dari pemasang keramik umumnya. Lantas, pria 43 tahun ini
mencanangkan target menjadi aplikator keramik terbaik di Indonesia.
Pada proyek kedua, yakni pemasangan keramik di kampus Universitas
Moestopo Beragama, Kasan sudah memperbaiki metode pemasangan keramik.
Dia pun tak sepenuhnya mau memenuhi metode yang diminta klien. “Saya
lebih mengacu pada hasil akhir, sesuai dengan metode yang kami pakai,
karena sebagai aplikator kami lebih ahli,” kata Kasan.
Untuk menjamin hasil akhir yang baik, Kasan tiap hari datang ke
proyek melihat metode yang diterapkannya dilakukan oleh para tukang.
Kerapian dan ketepatan waktu menjadi tolok ukur pekerjaan ini. Pada
proyek kedua, hasil pemasangan menuai sukses. Klien pun puas.
Kualitas jasa aplikator Adiwisesa ini pun cepat tersebar.
Proyek-proyek pun menghampiri perusahaannya. Sayang, baru dua tahun
bergabung, perusahaan menghentikan jasa pemasangan keramik karena ingin
fokus sebagai penjual saja. “Kami mendapat complain dari aplikator lain
yang menjadi klien perusahaan karena ada konflik kepentingan,” papar
Kasan, yang kemudian memutuskan keluar dari perusahaan.
Order tak pernah sepi
Namun, sejumlah klien sudah mengetahui kualitas pekerjaan pemasangan keramik oleh Kasan. Tak berselang lama, seorang teman memberi tawaran untuk mendirikan usaha bersama. “Teman saya menyuntik modal, sementara berbekal pengalaman dan tenaga kerja, saya mendapat bagian saham perusahaan 20%,” kata Kasan.
Proyek pertamanya adalah pemasangan keramik seluas 15.000 m2 dari
RSUD Cengkareng. Proyek itu diperoleh dari Adhi Karya. “Sebelumnya,
mereka melihat hasil pemasangan saya di Moestopo,” kata Kasan. Melihat
kualitas pemasangan yang baik, dari satu proyek tersebut, Adhi Karya
terus mempercayakan proyek-proyek lainnya.
Lantaran ada perbedaan kepentingan, setelah bekerjasama selama empat
tahun, Kasan memutuskan berpisah dengan rekanannya. Dia pun pergi
seorang diri, tanpa mengajak satu pun karyawan. Kasan juga memastikan
kepada rekannya akan mengambil pasar yang berbeda. “Jika mereka ke
kanan, saya ke kiri, jika mereka ke kiri, saya ke kanan. Saya berusaha
tidak mengganggu mereka,” kata Kasan.
Setelah tak lama keluar, Kasan kembali mendapat tawaran kerjasama.
Kali ini dari teman kuliah yang mengajaknya mendirikan usaha serupa.
Lantaran sudah punya uang, Kasan pun ikut menyuntik modal di perusahaan
yang didirikannya PT Kontraktor Keramik Indonesia.
Nama Kasan yang sudah terkenal di jasa pemasangan keramik memudahkan
langkah bisnisnya. Meski awalnya Kasan menerima pemasangan keramik pada
rumah tinggal, dengan cepat, proyek demi proyek pemasangan keramik
menghampirinya. Bahkan, hingga delapan tahun KKI beroperasi, order tak
pernah sepi.
Kini, KKI lebih banyak menangani proyek aplikasi keramik dengan luas
antara 10.000 m2-30.000 m2. Bangunan yang digarap mulai dari gedung
perkantoran, apartemen, gedung pameran, rumahsakit dan mal. Sejumlah
perusahaan kontraktor besar menjadi kliennya. Sebut saja, Total Bangun
Persada, Balfour Beatty Sakti Indonesia, Jaya Obayashi, dan lainnya.
Omzet jasanya bisa mencapai puluhan miliar saban tahun.
Terkenal dengan kerapian dan ketepatan waktu, produsen keramik besar
pun selalu mempercayakan pekerjaan banyak motif kepadanya. Ke depan,
Kasan pun ingin KKI bisa berkiprah di pasar ASEAN. Dia memasang target,
hingga tahun 2016, KKI bisa menggarap proyek pemasangan keramik di
Thailand dan Vietnam.
(sumber: kontan.co.id)
No comments:
Post a Comment