Tuesday 27 January 2015

Perlukah Anak Sekolah Bawa Kendaraan Bermotor Sendiri?


(foto: www.liputan6.com)



Tidak hanya di kota-kota besar, di kota kecil seperti Batu kemacetan dan keruwetan lalu lintas seakan menjadi masalah yang wajib ada terutama pada jam-jam sibuk yaitu pagi pukul 06.30 - 07.30. Apa pasal?

Tentu saja volume kendaraan yang meningkat pada jam-jam tersebut menjadi penyebabnya. Jam masuk kantor dan sekolah yang hampir bersamaan membuat waktu tempuh berkendara menjadi lebih panjang. Apalagi saat ini motor bukan dianggap sebagai barang mewah. Mudah dan murahnya proses kredit motor adalah alasannya. Hampir seluruh rumah tangga kini mempunyai paling tidak 1 buah motor. Dengan alasan memudahkan aktivitas pun kini anak sekolah (SMP dan SMA) membawa motor untuk ke sekolah. Namun apakah bijak pemikiran seperti itu? Mari kita lihat poin-poin berikut:
  • Berapa usia minimal bagi seseorang jika mengajukan aplikasi untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM)? Menurut situs resmi Polri, usia minimal sebagai salah satu syarat pengajuan SIM A, C, dan D adalah 17 tahun. Tentu batasan usia minimal ini tidak asal mencomot angka, ada pertimbangan yang menyebabkan dipilihnya batas usia tersebut bagi pengendara. Kematangan emosi adalah salah satu pertimbangannya. Berapa rentang usia anak sekolah (SMP dan SMA) di Indonesia? Wajarnya adalah 12 s/d 18 tahun. Jika saat ini di jalan-jalan banyak anak sekolah membawa kendaraan bermotor sendiri, apakah bisa dipastikan mereka semua memiliki Surat Izin Mengemudi? Saya yakin tidak.
  • Usia remaja awal dan menengah merupakan usia bagi seorang individu untuk mencari jati diri, mengenali fisik dan karakter diri dengan sering mencoba berbagai hal yang dianggap menarik. Saat proses ini berlangsung, remaja mengalami perkembangan emosi yang luar biasa. Perkembangan emosi pada tahap ini seringkali menunjukkan sifat sensitif, reaktif, diliputi emosi negatif, dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih, atau murung). Bayangkan saat seseorang dengan emosi yang belum matang mengendarai kendaraan bermotor, hmmm yang ada adalah kekacauan dan ketidaksantunan dalam berkendara. Berboncengan lebih dari yang disarankan, kebut-kebutan, tidak terima saat disalip kendaraan lain, ugal-ugalan, mengabaikan rambu lalu lintas dan masih banyak lagi daftarnya.
  • Bagi anak sekolah, tanggung jawab utama adalah belajar. Mereka tidak harus pusing memikirkan kebutuhan hidup atau merawat anggota keluarga yang lain. Jika terjadi kecelakaan di jalan akibat ulah mereka sendiri (karena mengabaikan faktor kehati-hatian dan keselamatan), mereka tidak akan pusing memikirkan biaya perawatan dan ketidakmampuan mengelola rumah tangga (sebagaimana yang selalu dipikirkan orang tua). Karena kurangnya tanggung jawab dan pertimbangan di kemudian hari, jadi berkendara model apapun sah bagi mereka.
  • Sebenarnya banyak sekali manfaat jika orang tua tidak mengizinkan anaknya membawa kendaraan bermotor ke sekolah, yang pertama adalah membantu memutar roda perekonomian dengan naik angkutan umum.
  • Dengan naik angkutan umum, anak mempunyai banyak waktu untuk bersosialisasi dengan teman dan lingkungannya. Akan banyak pengalaman baru yang didapat jika dibandingkan dengan mengemudikan kendaraan bermotor sendiri.
  • Yang ketiga, keuntungan lainnya adalah menghemat bahan bakar minyak (BBM) secara nasional! (he2 terlalu berlebihan ya?)
  • Nah, yang selanjutnya, menurut saya anak akan lebih sehat jika tidak terlalu bergantung pada kendaraan bermotor. Bisa jalan kaki atau naik sepeda jika sekolahnya tidak terlalu jauh, atau berjalan kaki ke halte dekat rumah dan sekolah juga mempunyai manfaat yang besar.
Banyak sekali manfaatnya bukan? Tidak hanya mengurangi tingkat kepadatan kendaraan bermotor, perkembangan fisik dan mental anak akan lebih baik dengan manfaat-manfaat lainnya. Ayo dong, orang tua dan pihak sekolah, sama-sama berkomitmen untuk melarang anak mengendarai kendaraan bermotor ke sekolah untuk lebih menumbuhkan sikap hidup disiplin dan sederhana. Jadi perlukah anak sekolah bawa kendaraan bermotor sendiri? Saya rasa tidak perlu, kecuali untuk kasus tidak adanya sarana transportasi umum dari rumah ke sekolah :-)

No comments:

Post a Comment