Monday 21 September 2015

Berbuatlah Yang Terbaik, Kesuksesan Akan Mengikuti


Prinsip untuk selalu menjadi yang terbaik menjadi modal Kasan meraih impiannya. Sejak duduk di bangku sekolah, Kasan rajin menorehkan prestasinya. Begitu dalam dunia kerja, dia tetap memegang teguh prinsip tersebut sehingga mengantarnya menjadi salah satu pengusaha sukses.   
Karena suka berhitung, Kasan sudah memancangkan cita-cita menjadi insinyur sejak kecil. Impian itulah yang terus mendorong semangat belajarnya. “Saya selalu mendapat ranking sejak SMP,” kenang pria asal  Kisaran, Sumatra Utara, ini.
Dengan penuh perjuangan Kasan menggapai cita-citanya untuk menjadi seorang insinyur sipil. Sejak Sekolah Menengah Atas, dia rela tinggal di Ibukota seorang diri karena keluarga memutuskan kembali ke Kisaran akibat usaha sang ayah bangkrut.
Begitu pula, saat orangtua tak lagi mengirim uang untuk kuliah, Kasan membiayai sendiri studinya dengan memberi les privat dan mengajukan program beasiswa. “Padahal, saat itu, saya sudah memutuskan berhenti kuliah dan pindah ke Surabaya, tapi ada orangtua teman yang memberi uang untuk biaya satu semester,” tutur Kasan.
Lulus dari Universitas Parahyangan Jurusan Teknik Sipil pada 1995, tawaran pekerjaan berdatangan. Maklum, Kasan berhasil menggondol predikat sebagai lulusan terbaik. Dia pun mengambil salah satu tawaran bekerja pada perusahaan kontraktor umum di Jakarta.
Lima tahun berkarier hingga menduduki posisi sebagai manager proyek, Kasan direkrut oleh anak usaha Grup Djarum, Adiwisesa Mandiri, yang bergerak sebagai penjual keramik. Di sini, Kasan ternyata harus membenahi salah satu divisi usaha perusahaan yang menggarap pemasangan keramik. “Karena banyak manipulasi dan ketidakberesan dalam tubuh perusahaan,” kata Kasan.
Butuh waktu satu bulan bagi Kasan mempelajari persoalan yang terjadi dan mencari solusinya. Dia pun terjun ke lapangan setiap hari. Saat melihat proyek pertamanya, Kasan mendapati hasil kerja pemasangan tidak memuaskan. “Hasilnya berantakan, tidak terlihat rapi hingga pemilik proyek complain,” ujar ayah dua anak ini.
Dari situ, dia menyadari, sebagai aplikator, perusahaannya tak lebih baik dari pemasang keramik umumnya. Lantas, pria 43 tahun ini mencanangkan target menjadi aplikator keramik terbaik di Indonesia.  
Pada proyek kedua, yakni pemasangan keramik di kampus Universitas Moestopo Beragama, Kasan sudah memperbaiki metode pemasangan keramik. Dia pun tak sepenuhnya mau memenuhi metode yang diminta klien. “Saya lebih mengacu pada hasil akhir, sesuai dengan metode yang kami pakai, karena sebagai aplikator kami lebih ahli,” kata Kasan.
Untuk menjamin hasil akhir yang baik, Kasan tiap hari datang ke proyek melihat metode yang diterapkannya dilakukan oleh para tukang. Kerapian dan ketepatan waktu menjadi tolok ukur pekerjaan ini. Pada proyek kedua, hasil pemasangan menuai sukses. Klien pun puas.  
Kualitas jasa aplikator Adiwisesa ini pun cepat tersebar. Proyek-proyek pun menghampiri perusahaannya. Sayang, baru dua tahun bergabung, perusahaan menghentikan jasa pemasangan keramik karena ingin fokus sebagai penjual saja. “Kami mendapat complain dari aplikator lain yang menjadi klien perusahaan karena ada konflik kepentingan,” papar Kasan, yang kemudian memutuskan keluar dari perusahaan.  

Order tak pernah sepi
Namun, sejumlah klien sudah mengetahui kualitas pekerjaan pemasangan keramik oleh Kasan. Tak berselang lama, seorang teman memberi tawaran untuk mendirikan usaha bersama. “Teman saya menyuntik modal, sementara berbekal pengalaman dan tenaga kerja, saya mendapat bagian saham perusahaan 20%,” kata Kasan.
Proyek pertamanya adalah pemasangan keramik seluas 15.000 m2 dari RSUD Cengkareng. Proyek itu diperoleh dari Adhi Karya. “Sebelumnya, mereka melihat hasil pemasangan saya di Moestopo,” kata Kasan. Melihat kualitas pemasangan yang baik, dari satu proyek tersebut, Adhi Karya terus mempercayakan proyek-proyek lainnya.
Lantaran ada perbedaan kepentingan, setelah bekerjasama selama empat tahun, Kasan memutuskan berpisah dengan rekanannya. Dia pun pergi seorang diri, tanpa mengajak satu pun karyawan. Kasan juga memastikan kepada rekannya akan mengambil pasar yang berbeda. “Jika mereka ke kanan, saya ke kiri, jika mereka ke kiri, saya ke kanan. Saya berusaha tidak mengganggu mereka,” kata Kasan.
Setelah tak lama keluar, Kasan kembali mendapat tawaran kerjasama. Kali ini dari teman kuliah yang mengajaknya mendirikan usaha serupa. Lantaran sudah punya uang, Kasan pun ikut menyuntik modal di perusahaan yang didirikannya PT Kontraktor Keramik Indonesia.
Nama Kasan yang sudah terkenal di jasa pemasangan keramik memudahkan langkah bisnisnya. Meski awalnya Kasan menerima pemasangan keramik pada rumah tinggal, dengan cepat, proyek demi proyek pemasangan keramik menghampirinya. Bahkan, hingga delapan tahun KKI beroperasi, order tak pernah sepi.
Kini, KKI lebih banyak menangani proyek aplikasi keramik dengan luas antara 10.000 m2-30.000 m2. Bangunan yang digarap mulai dari gedung perkantoran, apartemen, gedung pameran, rumahsakit dan mal. Sejumlah perusahaan kontraktor besar menjadi kliennya. Sebut saja, Total Bangun Persada, Balfour Beatty Sakti Indonesia, Jaya Obayashi, dan lainnya. Omzet jasanya bisa mencapai puluhan miliar saban tahun.
Terkenal dengan kerapian dan ketepatan waktu, produsen keramik besar pun selalu mempercayakan pekerjaan banyak motif kepadanya. Ke depan, Kasan pun ingin KKI bisa berkiprah di pasar ASEAN. Dia memasang target, hingga tahun 2016, KKI bisa menggarap proyek pemasangan keramik di Thailand dan Vietnam.
 
(sumber: kontan.co.id)

No comments:

Post a Comment