Setiap
individu berpeluang mengalami stres bahkan depresi berkaitan dengan
kehidupan keluarga, pekerjaan, maupun kehidupan sosial lainnya. Salah
satu cara yang bisa ditempuh untuk mengelola stres adalah dengan
melakukan kegiatan yang disukai (hobi). Sebagaimana mengutip kisah dari www.detik.com
bahwa dengam melakukan kegiatan yang disukai, seseorang bisa meredakan
stres bahakan depresi yang dideritanya. Berikut kutipan lengkapnya:
Kematian mendadak sang kakak di tahun 2004 membuat
Sarah Huerta tidak bisa keluar rumah akibat serangan panik yang
dialaminya. Wanita ini juga tak bisa naik mobil karena di mobillah jasad
sang kakak ditemukan. Tapi, lambat laun Sarah bisa meredakan
kepanikannya dengan menyulam. Ya, sang suami memberinya alat rajut dan
benang pasca Sarah didiagnosa mengalami post-traumatic stress disorder
dan kecemasan yang parah. Awalnya ragu, tapi lama kelamaan Sarah bisa
berfokus pada kegiatan barunya. "Merajut terlihat konyol tapi setelah
aku serius melakukannya aku tak menyadari lagi kalau aku sudah tidak
terlalu fokus pada masa depan dan membayangkan bencana yang akan terjadi
pada orang yang kucintai seperti saat kakakku meninggal dunia," kisah
Sarah seperti dikutip dari CNN, Senin (31/3/2014). Setelah
bertahun-tahun tenggelam dalam hobi barunya merajut, Sarah mengaku bisa
menyelesaikan pola-pola yang rumit dan mulai bisa menjalani hidup normal
kembali. Menanggapi hal ini, neuropsikolog klinis, Catherine Carey
Levisay mengatakan kerajinan memang bisa membantu mereka yang mengalami
gangguan kecemasan, depresi, sakit kronis, dan juga mengurangi stres.
Bahkan, baru-baru ini ahli saraf melihat bagaimana kegiatan kognitif
seperti mengisi teka-teki silang sama kompleksya dengan kegiatan
merajut. Dikatakan psikolog Mihaly Csikszentmihalyi, ketika serius
mengerjakan sesuatu, seseorang bisa melupakan sejenak masalahnya dan
merasa bahwa hidupnya lebih lengkap. "Sistem saraf kita hanya mampu
memproses sejumlah informasi pada satu waktu. Itu sebabnya mengapa kita
sering tidak paham jika dua orang berbicara sekaligus pada kita. Jadi,
ketika kita sibuk melakukan sebuah aktivitas, kita cenderung bisa
mengabaikan hal-hal di sekitar kita," jelas Csikszentmihalyi. Efek dari
kegiatan ini sama dengan meditasi yang dikenal mampu melawan stres dan
peradangan. Sebab, gerakan berulang seperti merajut bisa mengaktifkan
sistem saraf parasimpatis yang menenangkan saat seseorang melakukan
respons fight or flight, demikian dikatakan terapis okupasi Victoris
Schindler. Oleh karena itu, Schlinder menyarankan orang-orang untuk
melakukan kegiatan seperti menggambar atau melukis guna mengatur emosi
dan mencegah pikiran irasional. "Sebab, pusat reward di otak akan
melepaskan dopamin yang bisa meredam stres dan emosi saat kita melakukan
sesuatu yang menyenangkan," kata Schindler.
Jadi, jangan ragu untuk menyediakan "me time" dengan
melakukan kegiatan yang kita sukai agar kita dapat mengelola stres
dengan cara yang positif. Keep Smile :-)
No comments:
Post a Comment