Lain Stroke, Lain Pula ALS

Akhir-akhir ini ALS mendadak populer dan sering dibicarakan karena kampanye viral yang banyak menarik pesohor untuk ikut bergabung di dalamnya. Bagi saya, ramainya kampanye ini membuka mata saya bahwa ternyata orang terdekat, anggota keluarga yang saya kasihi menderita penyakit ini selama bertahun-tahun.

Ya. Sudah semenjak lama ayah mengeluh sulit menggerakkan anggota tubuh, sering terjatuh, sering menjatuhkan benda yang dipegang. Berpuluh dokter didatangi, mulai dari ahli tulang, ahli penyakit dalam, semua hasilnya normal, tidak ada masalah pada tulang dan organ dalam ayah. 

Sampai sekitar dua bulan yang lalu ayah mendatangi dokter ahli syaraf yang untuk menemuinya harus mengantri seharian hingga hampir tengah malam baru bisa terlayani. Dokter menganjurkan ayah untuk melaksanakan prosedur scan otak. Belum sampai prosedur itu dijalani, semua tanda-tanda ALS yang banyak diketahui dari googling di internet ada pada ayah.

Walaupun terlihat tenang, kenyataan ini menghancurkan hati kami. Bagaimana tidak, ALS diketahui sebagai penyakit mematikan yang belum ada obatnya. Gagalnya otak dalam memberikan perintah kepada otot karena degenerasi fungsi syaraf sangat menyiksa bagi penderitanya. Apalagi jika kegagalan yang terjadi berkaitan dengan fungsi pernapasan, akibatnya sangat fatal bahkan dapat merenggut nyawa secara tiba-tiba.

Yang dapat kami lakukan adalah menjalani ujian ini dengan ikhlas. Hadis Bukhari dan Muslim meriwayatkan "Tidaklah seorang muslim tertimpa penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya" (HR. Bukhori No. 5660 dan Muslim No. 2571). Hal-hal kecil yang dapat mempermudah keseharian ayah dan membahagiakan beliau adalah tujuan kami saat ini. Semoga Allah senantiasa memuliakan dan memberikan ayah kebahagiaan dalam hidupnya. Kami sayang ayah.

(artikel ini masih terkait dengan artikel sebelumnya Stroke: Penanganan Tepat Yang Mampu Menyelamatkan, sebagai bentuk dukungan dan cinta kasih kepada kedua orang tua kami)