Wednesday 29 April 2015

Manfaatkan Media Sosial Dengan Bijak

(gambar: FP A Different Type of Art)

Sosial media bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat, jika digunakan dengan benar. Apalagi untuk mencari sahabat yang telah lama tidak berkomunikasi, bahkan hingga mencari pekerjaan yang diimpikan, semuanya bisa dilakukan.

Dan Facebook adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan. Setiap hari kita diperlihatkan beragam status teman, mulai dari yang membenci sesuatu, hingga mereka yang sedang berbahagia.

Tetapi jika Anda sedang mencari pekerjaan, bahkan sudah melakukan perjanjian atau kontrak kerja, maka berhati-hatilah dalam menulis status di Facebook, jika tidak Anda bisa dipecat bahkan sebelum bekerja.

Seorang ibu satu anak bernama Kaityn Wells terpaksa merelakan pekerjaannya kepada orang lain, setelah ia dipecat sebelum mengerjakan pekerjaannya. Semua itu akibat status yang dibuatnya di Facebook.

Awalnya, ibu berusia 27 tahun ini teleh dikontrak, untuk bekerja di penitipan anak di Texas, Amerika Serikat. Namun ia menuliskan status, yaitu: "Saya akan memulai pekerjaan baru hari ini, tapi aku benar-benar membenci pennitipan anak."

Cukup sederhana, namun ternyata statusnya tersebut sampai kepada pihak perusahaan. Dan akhirnya mereka memutuskan hubungan dengannya, karena ketidaksukaannya tersebut bisa membahayakan anak-anak di sana.

Menyadari hal tersebut, Kaitlyn langsung meminta maaf kepada perusahaan yang memperkerjakannya. Namun, nasi sudah menjadi bubur, perusahaan menolaknya untuk bekerja di sana. Ia pun bersedih, dan menangis.

"Aku benar-benar menangis. Ini benar-benar sakit karena saya tidak mencoba untuk menyinggung siapa pun. Itu benar-benar kesalahan besar. Saya tidak membenci anak-anak. aku mencintainya," kata Kaitlyn.

Ia pun kini ketakutan, jika tidak bisa untuk bekerja dan menemukan pekerjaan yang cocok. Inilah akibat jika Anda membuat status yang menyinggung, bahkan tidak mengenakkan di jejaring sosial. Gunakan sosial media dengan sebaik mungkin.

(sumber: bakul.myweb.com)

Tuesday 28 April 2015

Memajang Traktor Agar Tersohor



(foto: www.merdeka.com; Presiden jokowi membagikan traktor pada petani Subang, Jawa Barat)

Kata pencitraan sering terdengar pada praktik politik beberapa tahun belakangan. Kata ini merujuk pada upaya yang dilakukan satu atau sekelompok orang untuk menampilkan kesan positif pada publik. Jika dirunut, sebenarnya tidak hanya politisi yang kerap memanfaatkan metode pencitraan untuk menggalang dukungan publik, setiap orang mulai dari tokoh publik non-politisi, selebritis, sampai orang awam juga sering melakukan pencitraan terhadap dirinya. Apalagi dengan maraknya penggunaan media sosial yang memungkinkan setiap orang dapat menampilkan citra diri seperti yang dikehendaki.



Pada dasarnya sah-sah saja jika pejabat publik melakukan pencitraan untuk mempublikasikan hasil kerjanya pada rakyat. Namun jika ternyata citra yang ditampilkan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan, tentu akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Bisa dianggap sebagai kebohongan terhadap publik. Ini pula yang terjadi pada era pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo yang baru berjalan beberapa bulan ini. Begitu banyak ucapan dan kebijakan pencitraan yang dilakukan oleh beliau sendiri selaku pemegang pucuk pimpinan tertinggi, maupun oleh para pembantu beliau yang duduk dalam Kabinet Indonesia (yang katanya) Hebat.



Deretan pencitraan itu sebenarnya sudah dimulai sebelum beliau terpilih sebagai presiden, akan tetapi karena masih dalam masa kampanye, pencitraan itu masih belum terlalu nampak sisi negatifnya. Pada saat beliau terpilih, harapan publik melambung tinggi untuk mendapatkan pemimpin yang mampu membuat perubahan dan mampu menelurkan kebijakan yang pro rakyat. Bahkan majalah sekaliber TIME menasbihkan Joko Widodo sebagai “A New Hope”.



Namun harapan tinggal harapan.

Banyak sekali berita, ucapan, dan kebijakan pemerintah hanya “lip service”. Hanya manis di muka, tapi pahit di belakang. Deretan tingkah kontroversial dari para menteri yang ternyata tidak membuahkan hasil yang sepadan menjadi tontonan yang penuh harapan semu bagi rakyat. Kebijakan-kebijakan untuk mengurai masalah tidak pernah memperhatikan dampak jangka panjang bagi masyarakat.



Kasus Traktor.



Ini adalah kasus pencitraan paling memprihatinkan yang pernah saya temui. Seperti diberitakan, 6 Maret 2015 lalu Presiden Joko Widodo berkunjung ke Desa Karanggebang Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur untuk melakukan panen raya padi. Dalam acara tersebut secara simbolis diserahkan pula bantuan traktor kepada petani. Walaupun secara simbolis, tetapi ratusan traktor sudah dipajang di tepi jalan menuju lokasi kegiatan. Setelah acara panen raya usai, traktor-traktor itu diangkut lagi oleh pihak pabrik dengan alasan proses administrasi pengadaan barang dari Kementerian Pertanian belum rampung. Apalagi tidak ada penjelasan yang memadai dari panitia penyelenggara kegiatan mengenai hal tersebut. Ini yang membuat kecewa para petani. Jika memang tidak diserahkan saat itu, mengapa harus dipajang?



Jelas sudah bahwa traktor yang dipajang itu merupakan bagian dari pencitraan. Boleh saja Presiden menyalahkan Kementerian Pertanian karena sudah memberi harapan palsu pada petani, namun kejadian ini semakin menunjukkan betapa kurangnya pemahaman pejabat publik kita terhadap alur birokrasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Jika memang belum usai proses pengadaan barangnya, tidak usahlah memaksakan traktor itu dipinjam dari penyedia barang untuk dipajang sehingga menimbulkan kesan keliru dari masyarakat. Walaupun pada akhirnya tim dari Kementerian Pertanian kembali lagi ke Ponorogo untuk memberikan penjelasan, tetapi petani sudah kadung kecewa.


Belum lagi jika kita bicara kejadian-kejadian pencitraan yang lain. Jika memang tidak perlu, tidak usah menggembar-gemborkan program yang belum dilaksanakan, yang belum ada wujudnya, yang hanya agar kelihatan sudah berbuat (padahal tidak signifikan dampak positifnya). Rakyat tidak butuh janji, rakyat butuh bukti. 

(ditayangkan pula pada www.wasathon.com)

Monday 27 April 2015

#BeraniLebih Dengan Berani Menulis



#BeraniLebih Dengan Berani Menulis



Ada pepatah mengatakan, tulisan bisa lebih tajam dari pedang. Itu yang saya yakini selama ini. Alih ilmu pengetahuan dan sejarah dari generasi dan generasi bisa lebih mudah melalui media tulisan. Menyampaikan gagasan untuk suatu perubahan pun akan lebih efektif dengan menggunakan tulisan. Baik itu memakai format tulisan tradisional (di atas kertas, pelepah daun, dan media konvensional lainnya) maupun lewat format media digital yang modern, tulisan dapat menjadi senjata yang ampuh untuk eksistensi diri individu atau sekelompok manusia.



Ini pula yang mendorong saya tekun menulis di blog. Berbagai gagasan dan pikiran yang saya harap dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi orang lain saya tuangkan dalam blog saya. Tidak hanya dalam blog, menulis lewat media massa populer juga saya coba. Beberapa kali pula usaha saya terbentur oleh ‘pandangan umum’ yang masih memberi batas tabu terhadap suatu topik untuk diangkat dalam tulisan.



Sebagai contoh, saya pernah mencoba untuk memonetisasi blog saya dengan mendaftar pada program Adsense pada Google namun ditolak karena blog saya dianggap mempromosikan obat-obatan terlarang. Ini bersumber dari beberapa kali postingan saya yang membahas tentang suatu manfaat tanaman yang dalam pandangan umum dikategorikan sebagai candu, tetapi saya yakin bahwa apabila digunakan dengan tepat tanaman tersebut mempunyai manfaat yang besar bagi kesehatan manusia. Itu karena saya juga yakin bahwa menjadi sehat adalah hak semua orang, tidak hanya bagi orang kaya yang mempunyai dana untuk berobat dalam lingkaran industri farmasi dan kesehatan.


Tentu saya sangat menghargai ketentuan yang digunakan oleh pihak Google dalam memandang sebuah blog layak dimonetisasi atau tidak, dan saya tidak ngotot untuk mempermasalahkannya. Namun demikian saya tidak akan meninjau tulisan yang menjadi pengganjal saya untuk saat ini. Saya cuma menyalurkan pendapat. Tidak penting apakah orang membacanya atau tidak, saya akan tetap berkarya. Bahkan hanya dengan menulis pun saya merasa bahagia. Itu yang saya katakan #Beranilebih dengan berani menulis.


Akun fb: Galuh Wulandari 
Akun twitter: @GaluhMiuMiu

Sunday 26 April 2015

Rhenald Kasali: Jalan Pantura Cepat Rusak, Karena Korupsi?

Membaca kolom perubahan Prof. Rhenald Kasali bahkan yang edisi lama pun selalu menyegarkan untuk membedah suatu masalah dari perspektif lain. Kali ini tulisan yang menarik perhatian saya adalah tentang kondisi angkutan darat (terutama di jawa, dan terutama lagi di Pantura) yang saya lansir dari kompas.com



KORUPSI? Kemungkinan besar selalu ada. Tetapi ini sudah masuk dalam radar KPK. Pendapat umum mengatakan, di balik setiap pengadaan besar-besaran selalu ada “tikus” besarnya.

Sama seperti banjir, kalau tak ada lagi banjir, maka tak ada lagi proyek Kopro Banjir (Komando Proyek Pencegahan Banjir) seperti yang dulu dipelihara para oknum di Jakarta. Selama bertahun-tahun, waduk-waduk penampung air dibiarkan penuh sampah dan dijadikan pemukiman. Baru sekarang ia dibenahi.

Berbicara mengenai jalur Pantura yang selalu rusak, kita selalu berpikir pasti spek konstruksinya dikurangi. Faktanya, beban jalan itu memang terlalu berat. Mungkin sama dengan beban jalur Trans Sumatera dan Trans Sulawesi. Bahkan kalau jadi, kelak Indonesia akan punya jalan tol sepanjang 2.700 kilometer yang menghubungkan Banda Aceh sampai Lampung. Tidak tanggung-tanggung, bujetnya Rp 150 triliun! Tapi bagaimana kalau bebannya keberatan?

Jalur laut yang diabaikan

Cepat rusaknya jalur Pantura dan Trans Sumatera ternyata ada hubungannya dengan jalur laut yang terabaikan. Menurut studi yang dilakukan oleh McKinsey dan IPC, menunjukkan, hanya 30 persen dari produksi hasil-hasil perkebunan dan manufaktur (seperti bubur kertas) yang diangkut dari Medan ke Jakarta lewat laut. Selebihnya, diangkut lewat darat.

Angka ini belum termasuk sawit dan produk turunannya, karet, kayu manis, gambir, sayur-sayuran, dan aneka mineral, besi dan seterusnya. Sekitar 70 persen hasil produksi itu, dibawa ke Jakarta lewat darat dengan truk-truk berkapasitas besar. Ini juga sama dengan suku cadang kendaraan dan otomotif.

Sebagian komponen otomotif yang datang dari Thailand, diturunkan di pelabuhan Tanjung Priok, lalu dibawa pakai truk ke lokasi perakitannya di Karawang. Nah, setelah jadi mobil, kemudian dikirim ke kota-kota lain di luar Pulau Jawa dengan truk-truk besar menuju pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya. Baru dari pelabuhan itulah, kendaraan diangkut dengan kapal laut menuju Balikpapan, Pontianak, Makassar, Manado, Jayapura dan sebagainya.

Itu baru otomotif. Bayangkan kalau semua hasil produksi yang terpusat di Cilegon, Tangerang, Jakarta, Karawang dan Cirebon melakukan hal serupa? Jelas Pantura cepat rusak.
Mengapa pengusaha tak memilih jalur laut? Inilah jawabannya.

Pertama, kebijakan subsidi BBM terlalu difokuskan untuk angkutan darat. Kita semua tahu kebijakan pemerintah terhadap subsidi BBM bersifat diskriminatif. Akibatnya, harga BBM angkutan laut lebih mahal. Padahal jalan tol laut dibuat oleh Tuhan, bebas biaya. Cukup buat pelabuhan yang bagus saja.

Kedua, birokrasi di pelabuhan tidak cepat dibenahi. Ribetnya urusan bongkar muat yang diurus banyak pihak membuat urusan menjadi lama dan tak pasti. Bea cukai, karantina, imigrasi, perhubungan, dan sebagainya bak pemerintahan yang urus dirinya masing-masing.
Sewaktu saya tanya pada pengusaha mengapa hanya 30 persen yang diangkut lewat jalur laut, mereka cepat menjawab: sudah mahal, ketidakpastiannya tinggi.

Ketiga jadwal kedatangan kapal tidak dikelola dengan baik sehingga pengusaha harus mencari atau menyewa kapalnya sendiri. Jalur kapal dengan jadwal pasti yang bergerak bak pendulum dari barat ke timur seperti yang diusulkan RJ. Lino, belum serius dijalankan pemerintah.

Keempat, sudah laut di pelabuhannya kurang dalam, dermaga-dermaga kita sempit-sempit. Tak ada tempat yang memadai untuk menata arus barang dan pangkalan truk. Pelabuhan kita telah dikepung pemukiman liar yang padat. Akibat negatifnya sangat banyak seperti truk yang membawa muatan harus segera keluar pelabuhan begitu selesai bongkar. Apalagi tidak ada software yang mengatur supply dan demand-nya. Sebaliknya truk-truk yang kosong, datang dari jauh untuk membawa muatan  barang impor keluar dari pelabuhan.

Ini tentu pemborosan. Jadi, jumlah truk yang ada adalah dua kali lipat dari yang seharusnya, membuat kota-kota di jalur Pantura, termasuk Jakarta macet oleh truk.

Sementara, karena lautnya dangkal, kapal-kapal pengakut peti kemas berkapasitas diatas 4.000 TEUS sulit merapat. Ini membuat biaya logistik makin mahal. Wajar kalau Faisal Basri menemukan harga Jeruk Mandarin dan Jeruk Pakistan lebih murah dari Jeruk Brastagi. Sebab hanya Tanjung Priok yang bisa menerima kapal-kapal besar.

Kelima, teknologi di pelabuhan kita masih perlu ditingkatkan. Diperlukan teknologi dan software manajemen dan birokrasi yang modern, disamping space yang luas untuk memudahkan penempatan barang.

Keenam, tentu saja diperlukan pelabuhan-pelabuhan yang terintegrasi. Malaysia sendiri tengah menjual kepada investor agar berinvestasi di pelabuhan Iskandaria yang luasnya 3 kali luas Pulau Singapura. Di situ jalin-menjalin sebuah kesatuan antara pelabuhan, kota wisata, kota produksi, perdagangan dan superblock perumahan. Artinya semua aktifitas kehidupan kepelabuhanan terjadi di satu tempat. Jadi truk-truk itu tak perlu keluar masuk pelabuhan sehingga potensi merusak jalan di luar bisa dieliminir.

Dan ketujuh, tentu saja diperlukan pola pikir baru dalam investasi. Diperlukan manajemen agilitas untuk menangkap peluang-peluang ini. Birokrasi kementerian harus berubah, dari keukeuh terhadap aturan yang saling membelenggu (aturan demi aturan dan harga diri kementerian) menjadi manajemen yang lincah dan berorientasi pada percepatan kesejahtraan rakyat (aturan yang pro daya saing, yang adaptif). Sekarang ini kita masih keukeuh dengan siapa yang pegang kuasa dan siapa yang pangkat jabatannya lebih tinggi. Birokratis sekali.

Saling berhubungan

Jadi, apa penyebabnya jalur Pantura (juga Trans Sumatra dan Trans Sulawesi) menjadi proyek abadi? Mudah dibaca bukan? Semua kait mengait. Kuncinya ada di pemerintahan sendiri, tinggal dibuka saja pintu-pintu yang masih terkunci.

Maka, menjadi menarik konsep ekonomi maritim pemerintahan Jokowi. Sebagai mantan Walikota atau Gubernur, Ia tahu persis mengapa kota-kotanya macet, banjir, dan harga pangan naik terus. Ia juga tahu kondisi-kondisi logistik kita. Ia juga mengerti mengapa birokrasi-birokrasi pemerintah pusat dan daerah saling mengunci.

Maka selain jalan tol laut, Pendulum Nusantara dan Ekonomi Maritim, semua kebijakan yang berkaitan dengan ekonomi kerakyatan perlu diurai, dirapihkan kembali, direinvestasi lagi. Untuk presiden yang tangkas, diperlukan agility management yang merapihkan dan mendinamisasikan cara kerja birokrasi.

Kalau tidak, Pantura hanyalah salah satu akibat yang kita keluhkan hanya setahun sekali saja, yaitu saat kita perlu jalan buat mudik.

Thursday 23 April 2015

#SetahunDream Blog Contest




Memang sudah setahun ya? Belum juga habis baca seluruh artikelnya. Seru sih baca artikel-artikel di DREAM.CO.ID, beda saja dengan situs berita yang lain. Dengan mengusung konsep Muslim Lifestyle, berita yang ditampilkan banyak memberi informasi sekaligus inspirasi bagi seluruh kalangan pembaca, baik muslim ataupun non-muslim. Bukankah Islam adalah Rahmatan lil Alaamiin? :-)

Kontennya pun lengkap, mulai dari news, dinar untuk berita ekonomi, lifestyle untuk gaya hidup, fresh sebagai cerminan gaya hidup sehat dan cantik, orbit untuk berita ringan dunia, your story, jejak, community, photo, video, hingga culinary. Isinya ringan dan tidak menggurui, murni memberikan informasi. Saat jenuh dengan berita-berita biasa, pasti kita bisa menemukan berita yang menghangatkan hati dan memberi semangat di DREAM.CO.ID.

Begitu mendengar ada lomba menulis di blog tentang #SetahunDream, langsung saja tancap gas menulis pendapat saya tentang DREAM.CO.ID. Such an inspiring web! Harapan saya untuk DREAM.CO.ID adalah:
  • Terus menjadi inspirasi bagi semua orang dengan memuat berita yang tidak kacangan, yang jelas sumber datanya, dan yang tidak menebarkan kebencian dan kebohongan;
  • Terus membenahi tampilan dengan membuat desain yang simpel tapi eyecatching; 
  •  Menampilkan gambar pelengkap berita yang memegang teguh norma kesopanan.
Sayangnya saya belum follow via twitter (segera setelah ini he2!) dan instagram (karena saya belum punya akun instagram, tetapi akan segera mendaftar! ), walaupun saya sudah like via facebook dan google+. Oke, tetap semangat dan keep up your good work!

Thursday 16 April 2015

Hangatkan Hati Anda

Hangatkan hati anda dengan gambar dari fan page a different type of art berikut, so warming!











Tebak: Mana Dari Kuning Telur Ini Yang Berasal Dari Ayam Yang Sehat?


Brazil dikenal sebagai negara yang mempunyai komitmen kuat terhadap penyediaan pangan berbasis hasil lokal. Semua orang terhubung dengan keluarga atau teman yang mempunyai lahan pertanian atau peternakan di sekitar mereka. Terkait dengan telur hasil ternak, meskipun ukuran dan warna cangkangnya bervariasi, namun mempunyai kesamaan pada kuning telurnya, berwarna oranye gelap degan ketebalan di atas ketebalan kuning telur yang sering kita jumpai.

Berdasarkan penelitian dengan menggunakan ayam yang sehat (hidup bebas secara alami) dengan ayam yang sengaja dibiakkan dan terkontaminasi bahan kimia (hidup di kandang yang sempit), didapatkan bukti bahwa ayam yang sehat menghasilkan kuning telur yang berwarna oranye gelap dan lebih tebal, meskipun cangkangnya lebih keras dan lebih sulit dipecahkan.

Lalu apa pentingnya kuning telur?

Kuning telur yang lebih pekat dan tebal mengindikasikan asuan nutrisi yang seimbang. Komponen pembentuknya antara lain xanthophylls, asam lemak omega-3, dan daging. Xanthophylls termasuk ke dalam jenis karotinoid yang merupakan pigmen alami dalam sayur dan tumbuhan. Xanthophylls banyak terkandung dalam bayam, ketimun, brokoli, sawi, dan kale. Asam lemak omega-3 berasal dari biji rami dan cangkang hewan laut. Kandungan dagingnya berasal dari hewan yang dimakan oleh ayam (yang dibiarkan bebas mengais tanah) karena ayam termasuk ke dalam jenis omnivora. Jadi, lebih pekat dan tebal sebuah kuning telur, berarti berasal dari ayam yang lebih sehat.

sumber: livingtraditionally.com

Wednesday 15 April 2015

Manfaat Stevia Bagi Penderita Diabetes



Pemanis alami stevia berasal dari ekstrak daun tanaman Stevia. Stevia adalah tanaman perdu asli dari Amerika Selatan, terutama daerah Brazil dan Paraguay. Suku Guarani telah bertahun-tahun menggunakan Stevia sebagai pemanis alami. Baru pada 1887, Antonio Bertoni, seorang botanis Amerika Selatan, memperkenalkan manfaat Stevia secara luas. Studi selanjutnya mengungkapkan bahwa hampir terdapat 300 jenis stevia, namun hanya stevia rebaudiana yang mempunyai rasa paling manis, daunnya 10 sampai 15 kali lebih manis dari gula pada umumnya.

Rahasia rasa manis stevia terletak pada substansi stevioside yang dikandungnya. Substansi ini mengandung glukosa, sukrosa, steviol, dan komponen lainnya. Stevia juga mengandung berbagai jenis anti oksidan termasuk apigenin, kaempferol, dan quercitrin. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak stevia mampu melindungi kerusakan rantai DNA akibat dari pengaruh radikal hidroksida. Oleh karena tidak mengandung kalori, stevia juga di klaim mampu menurunkan tekanan darah. Bahkan stevia telah digunakan dalam terapi bagi penderita diabetes tipe 2 sebagai pengatur kadar insulin. 

Sebagai kesimpulan, ekstrak stevia menjadi pemanis alami paling aman karena tidak mengandung kalori.

(sumber: livingtraditionally.com)

Wednesday 8 April 2015

Mengatasi Kerutan, Jerawat, dan Mata Panda dengan Masker Kunyit


Apakah anda tahu bahwa ada rating yang memberi skor pada efek antioksidan tanaman? Ya ada, skor Oxygen Radical Absorbance Capacity (ORAC) adalah peringkat yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan tanaman dalam menangkal radikal bebas. Dan apakah anda tahu bahwa kunyit menduduki peringkat keempat berdasarkan skor ORAC dari 159.227 tanaman herbal yang kaya antioksidan?
Curcumin, zat hasil ekstraksi kunyit merupakan zat pencegah dan penyembuh yang sangat kuat bagi beberapa jenis penyakit. Dengan kemampuannya untuk menembus dinding sel, curcumin dapat mengatasi kerusakan terdalam akibat dari radikal bebas. Sungguh menakjubkan kemampuan kunyit sebagai anti oksidan, pelembab, anti aging, penyegar, dan anti mikroba bagi kulit. Masker berbahan dasar kunyit efektif dalam mengurangi garis halus dan kerutan. Juga sangat berguna bagi kulit berminyak untuk mengendalikan produksi sebum, substansi minyak yang diproduksi oleh kelenjar sebaceous. Kunyit tidak hanya membuat kulit nampak halus, tetapi juga menutrisi dan meremajakannya.

Bahan yang dibutuhkan:

1 sdt bubuk kunyit
1 sdt yoghurt plain
1sdt madu murni

Cara Penggunaan:

Campurkan semua bahan, aduk hingga membentuk pasta. Aplikasikan pada wajah  selama 20 - 30 menit. Anda dapat menggunakan masker ini 1-2 kali seminggu.

sumber: www.livingtraditionally.com