Wednesday 1 April 2015

Logika Berpikir Yang Terbalik


(gambar: uxrepo.com) 

Entah mengapa saya menuliskan judul itu pada tulisan kali ini. Mungkin karena saya gemas dengan banyaknya komentar "ngawur" dari sejumlah besar pejabat publik yang seharusnya mampu berkomunikasi dan menganalisis permasalahan dengan baik. Salah satu dari "terobosan aneh" yang membuat saya geleng-geleng kepala adalah rencana Menteri Pariwisata, Arief Yahya yang akan mendatangkan guide dari Tiongkok untuk lebih menjaring dan mengantisipasi lonjakan turis Tiongkok sebagai pasar potensial promosi wisata. Dengan mendatangkan guide dari Tiongkok, pemerintah berharap dapat membuat nyaman turis Tiongkok yang melancong ke Indonesia.

Logika berpikir dari mana ini?

Mengapa Kementerian Pariwisata tidak melatih sumber daya manusia lokal kita untuk fasih berbahasa Tiongkok daripada harus mendatangkan tenaga asing yang kemudian dilatih bebagai objek wisata di Indonesia?
Sungguh kebijakan aneh yang semakin mempersempit peluang tenaga kerja Indonesia untuk mencari nafkah di negeri sendiri.

Sedih melihat pengambil kebijakan kita tidak mampu memberdayakan rakyat untuk dapat merubah nasibnya menjadi lebih baik.
Kecewa melihat semakin banyaknya penyelenggara negara melihat permasalahan tidak secara utuh dan menyepelekan dampak dari segala kebijakan yang telah diambil.

Pak Presiden, Pak Wakil Presiden, Anda bukan sekedar kepala keluarga, tapi kepala negara.
Pak Menteri, Bu Menteri, Anda bukan kepala rumah tangga, tapi pengambil kebijakan strategis yang mempengaruhi ratusan juta orang di negeri ini.

No comments:

Post a Comment